Pekerjaan pertama yang kamu dapat setelah wisuda seringkali hanya jadi batu loncatan. Banyak yang berprinsip yang penting kerja dulu deh daripada jadi pengangguran. Akhirnya, banyak dari kita yang menjawab ‘iya’ pada tawaran apapun yang datang. Padahal belum tentu tawaran ini cocok dengan bakat dan minat. Alhasil, kerja pun jadi ogah-ogahan dan hanya mengejar gaji dan status.

1. Jangan membatasi peluang. Apapun pekerjaanmu, yang penting kamu bisa belajar dan dapat ilmu

Jangan dulu batasi peluangmu

Eh, jangan salah. Pekerjaan pertama yang mungkin awalnya kamu kira nggak berhubungan dengan latar belakang pendidikanmu, ternyata bisa memberimu banyak pelajaran dan ilmu. Walaupun kamu Sarjana Pertanian dan melamar di divisi atau fungsi kerja Sales and Marketing, sebagai marketer kamu bisa belajar bagaimana meyakinkan orang lain, membangun koneksi, komunikasi, bahkan mengemas ide semenarik mungkin dan bertemu banyak orang kreatif.

Artinya, banyak hal baru yang pasti kamu dapatkan, dan pastinya kemampuan-kemampuan ini juga akan dibutuhkan ketika kamu meniti karir di fungsi kerja yang lain. Selain itu, yang perlu kamu ketahui, hampir semua industri (bahkan Pertanian sekalipun) memiliki divisi Sales and Marketing.

2. Agar nggak sembarangan bilang iya, kamu harus punya “standar” sendiri. Minimal, perusahaanmu memiliki ini, ini, serta ini

Pilih perusahaan yang tepat

Mungkin kamu belum pasti ingin melamar ke mana saja. Tapi, kamu sudah harus tahu, perusahaan yang kamu inginkan itu mesti memiliki apa. Misalnya, kamu adalah orang yang idealis dan ingin membantu memecahkan kemiskinan. Bekerja di sebuah yayasan sosial bisa jadi pilihan. Atau kamu ingin punya pengalaman bekerja bareng orang asing. Melamar ke multinational company yang mapan bisa jadi opsi untukmu.

3. Riset sebanyak mungkin jobdesc posisi itu. Cari tahu juga, dalam 3-5 tahun, posisi ini masih laku nggak ya?

3-5 tahun lagi, bakal gimana ya?

3-5 tahun lagi, bakal gimana ya?

Dunia digital membuat banyak jenis pekerjaan jadi nggak relevan lagi. Karena itu, kamu perlu cari tahu, dalam 3-5 tahun ke depan, apakah posisi itu masih akan dibutuhkan pasar?

Tentunya kamu harus memikirkan karirmu ke depannya. Dengan menduduki posisi yang selalu dibutuhkan perusahaan, kamu nggak perlu takut di-PHK. Jika ingin pindah ke perusahaan lain pun, kesempatanmu lebih besar karena banyak perusahaan membuka lowongan untuk posisi yang sama.

4. Jangan tergiur oleh gaji saja. Pastikan pekerjaan itu berguna untuk karirmu ke depannya.

Jangan cuma tergiur gaji

Gaji itu nggak permanen. Setidaknya setahun sekali (menyesuaikan inflasi), perusahaanmu akan memberi kenaikan gaji. Belum lagi insentif performa dan bonus lainnya yang bisa diberikan untukmu. Jadi, kalau gajimu belum seberapa (namanya juga fresh graduate!) jangan berkecil hati dulu ya. Yang penting, pekerjaan itu punya tangga karir yang jelas.

Kamu misalnya nih: setelah 3-6 bulan, kamu akan diangkat menjadi karyawan tetap. Jika performa kamu baik. dalam 1 tahun kamu bisa menjadi Junior Manager. Jika kamu berprestasi, mampu menunjukkan kemampuan manajerial yang baik, serta konsisten, dalam 3 tahun kamu bisa memegang jabatan Senior Manager, dan dalam 5 tahun menjadi kepala cabang. Dan seterusnya.

Nah, apakah posisi yang kamu lamar saat ini sudah punya tangga karir yang jelas?

5. Masih bingung bagaimana menyalurkan bakat dan energi muda kamu? Gabung di program MT saja. Pilih perusahaan yang terpercaya, ya!

Cari yang terpercaya!

Program MT (management trainee) bisa jadi pilihan terbaik buat kamu sarjana yang belum yakin ingin posisi apa. MT bisa disebut sebagai semacam “sekolah lanjutan.” Kamu akan mendapat banyak kesempatan mempelajari produk dan tren, bagaimana menjadi seorang pemimpin yang ideal, bagaimana memimpin sebuah proyek dari perencanaan hingga menyusun laporan, bahkan hingga praktek memimpin sebuah proyek. Menariknya lagi, di akhir “sekolah” kamu akan menjadi karyawan tetap. Mantap, kan?

Keuntungan MT yang lainnya adalah akselerasi jenjang karir yang pasti, paket remunerasi (atau gaji) dan benefit yang bersaing. Pastinya bisa kamu banggakan pada orang tua dan teman satu angkatan, karena nggak semua orang bisa masuk Program MT. Apalagi kalau Program MT ini milik perusahaan atau brand internasional.